Penilaian Daur Hidup (LCA) digadang-gadangkan sebagai metrik untuk mengukur keberlanjutan dan mencapai pembangunan berkelanjutan. Perkembangan dunia beberapa tahun ini telah mendorong LCA menjadi mainstream. LCA dapat memetakan potensi dampak lingkungan dari seluruh tahap hidup suatu produk. Kita dapat mengambil contoh dari aplikasi LCA pada perusahaan-perusahaan terkemuka di dunia: bagaimana penerapan LCA dapat membantu mereka dalam mengetahui dampak mereka yang terbesar, membantu menurunkan emisi karbon, dan tetap menguntungkan secara finansial.
Selain penggunaan pada manufaktur material infrastuktur, metode LCA juga dapat diterapkan pada sektor energi seperti bioenergi. Salah satu sumber bioenergi yang sangat besar adalah kelapa sawit, dimana limbah padatnya dapat dikonversi ke listrik melalui teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), sedangkan limbah cairnya berupa POME (Palm Oil Mill Effluent) dapat dikonversi ke listrik melalui teknologi methane capture/Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg), serta Crude Palm Oil (CPO)nya dapat diproduksi sebagai pengganti biodiesel. Perhitungan dengan LCA tersebut tentunya berbasis pada praktek perkelapasawitan yang memenuhi peraturan perundangan lingkungan dan best practices dengan produktivitas baik.
LCA dapat berkontribusi dalam menurunkan dampak lingkungan dan membangun saling pengertian dan kepercayaan antara sesama industri dan juga pemerintah akan didiskusikan dalam sesi ini. Diharapkan pengalaman-pengalaman sebelumnya dalam analisis LCA dapat menjadi pembelajaran untuk dapat membangun Indonesia yang berkelanjutan.
Jessica Hanafi, Kiman Siregar
DOWNLOAD MATERI DISINI