Pondok Pesantren Daarul Quran mengimplementasikan konsep ekonomi melingkar (circular economy) dalam pengelolaan sampah dan limbah yang dihasilkan. Berdasarkan konsep ini, maka sampah dan limbah diolah kembali menjadi produk yang bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomi.
Sekretaris Yayasan Daarul Quran Nusantara Tarmizi As Shidiq menuturkan bahwa salah satu implementasi circular economy itu adalah dalam pengelolaan air limbah. Dia menjelaskan kalau setiap hari santri di pondok pesantren menghasilkan limbah dari kegiatan mandi, berwudhu, maupun aktivitas biologis tubuh.
Saat ini ada sekitar 50.000 santri yang mondok di Daarul Quran yang tersebar di berbagai daerah. “Jika tidak dikelola limbah akan menimbulkan bau serta menjadi polusi tanah dan air,†katanya saat Forum Diskusi Pojok Iklim di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Rabu (18/10/2017).
Pojok Iklim adalah forum diskusi multipihak sebagai ajang berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam pengelolaan lingkungan dan mitigasi perubahan iklim. Diskusi dipimpin Sekretaris Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim yang juga Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Agus Justianto.
Pondok pesantren Daarul Quran kemudian membangun kolam pengelolaan air limbah. Limbah dari kegiatan mandi dan berwudhu diklasifikasi sebagai grey water, yang dipisahkan dengan limbah hasil aktivitas biologis seperti air seni dan tinja yang diklasifikasikan sebagai black water.
Setelah diolah, limbah dari grey water kemudian bisa dimanfaatkan kembali untuk kegiatan mandi dan berwudhu, bahkan bisa diminum langsung. Sementara limbah dari black water dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair dan padat.
Pupuk yang dihasilkan nantinya akan dimanfatkan untuk kegiatan di Daqu Agro, sebuah lini kegiatan pertanian organik dari Daarul Quran untuk memenuhi kebutuhan pangan santri.
Selain itu, pengolahan limbah cair tadi juga menghasilkan biogas yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan memasak.
Menurut Tarmizi, sudah ada 4 pondok Daarul Quran yang memiliki kolam pengelolaan air limbah mandiri. “Nantinya kolam pengelolaan limbah ini akan diimplementasikan pada semua pondok Daarul Quran,†katanya.
Kapasitas pengelolaan kolam limbah tergantung jumlah santri di setiap pondok. Sebagai gambaran pengelolaan limbah di pondok yang terletak di Cikarang bisa menghasilkan 12 m3 air bersih dan 6 m3 pupuk organik setiap jam-nya. Sementara biaya yang dibutuhkan berkisar Rp7000-Rp7500 per m3.
“Untuk teknologinya kami sempat mendapat tawaran dari teknologi Jerman seharga Rp1 miliar dan kami harus tergantung perawatan dan suku cadang. Akhirnya kami memanfaatkan teknologi dalam negeri dengan investasi hanya sekitar Rp. 800 juta yang bebas perawatan,†kata Tarmizi.
Air limbah yang dikelola dipastikan halal. Ini sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia No 2 tahun 2010. Berdasarkan fatwa tersebut, air daur ulang adalah suci mensucikan (thahir muthahhir), sepanjang diproses sesuai dengan ketentuah fikih.
Proses yang dimaksud sesuai dengan ketentuan fiqih pertama thariqat an-nazh yaitu dengan cara menguras air yang terkena najis atau yang telah berubah sifatnya tersebut; sehingga yang tersisa tinggal air yang aman dari najis dan yang tidak berubah salah satu sifatnya.
Kedua, thariqah al-mukatsarah yaitu dengan cara menambah air suci lagi mensucikan (thahir mutanajjis) pada air yang terkena najis (mutanajjis) atau yang berubah (mutaghayyir) tersebut sehingga mencapai volume paling kurang dua kullah; serta unsur najis dan semua sifat yang menyebabkan air itu berubah menjadi hilang.
Ketiga, thariqah taghyir yaitu dengan cara mengubah air yang terkena najis atau yang telah berubah sifatnya tersebut dengan menggunakan alat bantu yang dapat mengembalikan sifat-sifat asli air itu menjadi suci lagi mensucikan (thahir muthahhir).
Sementara itu Staf Ahli Menteri LHK bidang Perdagangan Internasional Laksmi Dewanthi mendorong Pondok Daarul Quran untuk bergerak lebih maju soal pengelolaan sampah dan limbah. Dia menyatakan, banyak potensi yang masih bisa dioptimalkan dari pengolahan sampah dan limbah. “Kuncinya ada di pemilahan sampah,†katanya. *