Perubahan Iklim adalah permasalahan utama yang dihadapi dunia saat ini. Saat ini, efek dari Perubahan Iklim sudah sangat terasa nyata; gelombang panas yang semakin sering terjadi, intensitas terjadinya badai yang bertambah, dan pola turunnya hujan yang berubah. Tanpa penanganan yang tepat dan cepat, ancaman-ancaman tersebut akan bertambah frekuensi dan intensitasnya sehingga akan semakin membahayakan kehidupan manusia di masa depan. Para ilmuwan di dunia sudah satu suara bahwa penyebab utama dari Perubahan Iklim adalah pembakaran bahan bakar fosil dan kegiatan-kegiatan lainnya yang berkontribusi dalam pelepasan karbon dioksida ataupun Gas Rumah Kaca lainnya ke atmosfir.
Kegiatan produksi barang perdagangan di dunia, yang berkontribusi tinggi dalam pertumbuhan ekonomi, menyumbang 30% pada total emisi CO2 di dunia. Sementara itu, kegiatan produksi di bidang pertanian membutuhkan sebanyak 70% konsumsi air tawar global dan 38% total penggunaan lahan, serta memproduksi 14% emisi gas rumah kaca dunia (UNEP, 2010). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menyaratkan proses produksi yang tinggi pula. Untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, maka angka-angka di atas akan bertambah jumlahnya untuk meningkatkan laju produksi.
Sektor lingkungan tidak bisa dengan mudahnya dikorbankan demi mengingkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sektor lingkungan tetap perlu dijaga untuk mengamankan fungsi alam sebagai sistem penyangga kehidupan. Tantangan di era modern ini adalah bagaimana suatu negara dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonominya dan sekaligus melestarikan sumber daya alam yang ada di negara tersebut. Dari berbagai alternatif yang ada, pembangunan yang menganut konsep Pertumbuhan Hijau bisa menjadi solusi yang tepat untuk menjawab tantangan tersebut.
Pertumbuhan Hijau didefinisikan sebagai paradigma pembangunan yang mendukung pertumbuhan ekonomi, dan di saat yang sama, memastikan kelestarian lingkungan serta mengupayakan stabilisasi iklim (GGGI, 2012). Menyusun dan menerapkan strategi Pertumbuhan Hijau pada skala nasional sangat diperlukan karena kegiatan ekonomi memiliki dampak yang nyata terhadap ekosistem dan dapat menyebabkn ketimpangan yang dapat berisiko menghambat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi (OECD, 2011). Konsep Pertumbuhan Hijau diharapkan dapat memotivasi produsen dan konsumen untuk melakukan lebih banyak aktivitas ramah lingkungan, memfasilitasi realokasi pekerjaan, sumber daya, dan teknologi secara lancar dan adil, serta untuk menyediakan insentif dan dukungan yang tepat dalam pengembangan teknologi-teknologi berbasis ekologi (OECD, 2012).
Selain konsep Pertumbuhan Hijau, konsep keberlanjutan juga harus diintegrasikan ke dalam setiap kegiatan pembangunan. Konsep keberlanjutan ini bukan hanya pada sisi lingkungan, tetapi juga keberlanjutan di sisi teknologi, ekonomi, dan bahkan sosial. Penerapan konsep keberlanjutan pada pola pembangunan yang bertumpu pada Pertumbuhan Hijau ini diharapkan akan menjadikan kegiatan pembangunan akan lebih lestari dan mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam penerapannya kemudian, konsep keberlanjutan ini kemudian diimplementasikan di berbagai sektor, termasuk di sektor industri.
Dengan memasukkan konsep Pertumbuhan Hijau dan Keberlanjutan, daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dan sumber daya alam ditempatkan sebagai bahan pertimbangan agar dapat meraih pembangunan yang berkelanjutan. Di Indonesia, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sudah menerbitkan sebuah rencana pembangunan yang bernama Delivering Green Growth for a Prosperous Indonesia. Rencana Pembangunan tersebut menggarisbawahi kesempatan, metodologi, dan 50 aksi prioritas untuk mencapai pertumbuhan yang inklusif dan adil, berkelanjutan, menjaga ekosistem agar tetap sehat dan produktif, sekaligus mengurangi Gas Rumah Kaca untuk kepentingan rakyat Indonesia dan dunia (Pertumbuhan Hijau Program Indonesia, 2015). Kehadiran rencana pembangunan yang berkelanjutan seperti yang diterbitkan oleh Bappenas sangat dibutuhkan kehadirannya. Indonesia adalah negara dengan kekayaan alam yang luar biasa kaya, namun, kegiatan produksi yang hanya mementingkan pertumbuhan ekonomi dapat menghilangkan kekayaan alam Indonesia. Keberlanjutan atau Keberlanjutan harus menjadi pertimbangan utama dalam kegiatan produksi agar anak-cucu penerus Bangsa Indonesia dapat memiliki akses dan pemanfaatan yang sama dengan kita terhadap sumber daya alam. Kehadiran konsep Pertumbuhan Hijau, ataupun konsep-konsep pembangunan berkelanjutan lainnya, dapat memastikan keberhasilan Indonesia dalam menjadi negara maju tanpa mengorbankan kekayaan alamnya. Konsep Pertumbuhan Hijau tidak eksklusif hanya bisa diterapkan di skala nasional, namun bisa juga pada skala lokal. Mengingat besarnya jumlah umat Muslim di Indonesia, program Eco Masjid bisa menjadi bentuk implementasi Pertumbuhan Hijau yang tepat dan dapat merangkul banyak target. Program Eco Masjid menekankan pada penggunaan masjid yang ramah lingkungan; seperti tidak membuang-buang air wudhu, mematikan lampu di masjid ketika tidak dipakai, dan menjaga kebersihan masjid. Program Eco Masjid yang disosialisasikan di masjid-masjid dapat menjangkau dan menyadarkan masyarakat luas bahwa perilaku ramah lingkungan baik untuk kelestarian alam dan juga merupakan perbuatan yang disenangi Allah SWT.
Materi dapat diunduh di sini