Fenomena perubahan iklim dan dampaknya telah dirasakan dan menjadi keniscayaan, walaupun ada pihak-pihak yang menyangsikan hal tersebut.
Pemerintah, perguruan tinggi, peneliti, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat, dan semua komponen masyarakat terus bahu membahu untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Generasi muda dengan kemampuan dan porsinya tetap dapat berperan aktif dalam upaya mengatasi perubahan iklim.
Komunikasi, informasi, dan edukasi terkait perubahan iklim di berbagai tataran sudah banyak dilakukan, walaupun dengan berbagai keterbatasan belum dapat dilakukan secara merata dan intensif. Pendidikan terkait perubahan iklim secara terintegrasi telah mulai digalakkan di tingkat pendidikan formal di sekolah-sekolah. Sayangnya pendidikan di sekolah belum sepenuhnya diterapkan ketika generasi muda kembali berada di lingkungan rumah dan masyarakat, perilaku boros air, boros energi listrik, belum mengurangi dan mengolah sampah serta perilaku yang berkontribusi terhadap perubahan iklim masih menjadi bagian dari keseharian masyarakat termasuk generasi muda.
Keluarga dan masyarakat seharusnya menjadi panutan dan pendidik bagi generasi muda untuk berperilaku ramah lingkungan. Penerapan pendidikan lingkungan hidup (PLH) di tingkat keluarga dan masyarakat harus menjadi salah satu strategi untuk mengubah perilaku masyakarat dalam mengatasi perubahan iklim, terutama generasi muda. Generasi muda diharapkan menjadi garda terdepan dalam menjaga kelestarian dan keberlanjutan fungsi lingkungan guna meningkatkan kualitas hidup generasi sekarang dan mendatang.