Pandemi COVID-19 yang dimulai sejak awal 2020 telah mengubah kebiasaan masyarakat sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Aktivitas seperti bekerja, belajar, dan ibadah lebih banyak dilakukan di rumah, termasuk kegiatan rapat, seminar dan diskusi yang banyak dilakukan dengan media online. Pandemi turut membuat industri pariwisata di seluruh dunia terguncang. Sejumlah objek wisata ditutup untuk kunjungan wisatawan, tak terkecuali kawasan konservasi di Indonesia yang selama ini diandalkan sebagai objek wisata alam populer. Akibat pandemi, kunjungan wisatawan dari dalam dan luar negeri ke kawasan konservasi mengalami penurunan. Penurunan kunjungan di tahun 2020 mencapai lebih dari 50 persen dibanding tahun 2019. Total kunjungan di seluruh kawasan konservasi yaitu sebanyak 3.338.082 pengunjung, terdiri dari 3.283.237 pengunjung dalam negeri dan 54.845 pengunjung dari luar negeri. Penurunan wisatawan tentu saja menurunkan pemasukan sehingga dapat mengarah pada pemutusan hak kerja bagi para karyawan serta menjadi hambatan bagi pengelola dalam pemeliharaan area.
Guna mengajak publik untuk tetap dapat melihat keunikan dan keindahan alam nusantara di tengah pandemi, sekaligus mempromosikan dan mempublikasikan jasa lingkungan dan keragaman budaya di Indonesia, pemerintah telah mendukung diadakannya “Virtual Tour” pada berbagai destinasi wisata sebagai alternatif bagi masyarakat untuk berwisata di masa pandemi COVID-19. Wisata alam virtual yaitu menikmati perjalanan wisata alam secara online memberikan kesan yang tak kalah seru dari perjalanan langsung. Dengan menggunakan elemen multimedia seperti foto dan video, praktik promosi destinasi wisata ini menjadi ajang adaptasi kebiasaan baru dengan tetap memastikan tercapainya Pariwisata Berkelanjutan.
Kegiatan pariwisata berkelanjutan juga telah diwujudkan oleh banyak pihak guna memberikan dampak positif bagi kelangsungan hidup masyarakat serta flora dan fauna di berbagai objek wisata di Indonesia. Melalui diskusi Pojok Iklim kali ini, kita akan mengetahui bagaimana pengembangan wisata virtual dalam rangka pemulihan objek wisata di Indonesia sekaligus sebagai bentuk upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di Indonesia.
Pengantar:
"Virtual Tour Sebagai Salah Satu Alternatif Wisata Alam di Masa Pandemi COVID-19", Unduh Materi
Dr. Nandang Prihadi - Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi, Ditjen KSDAE, KLHK
Narasumber:
"Keberhasilan Virtual Tour di TN Tanjung Puting", Unduh Materi
Murlan Dameria Pane - Kepala Balai TN Tanjung Puting
"Virtual Tour: Spektrum dan Kemanfaatannya", Unduh Materi
Wiwien T. Wiyonoputri - P’InterIn (‘Perkumpulan’ untuk Interpretasi Indonesia), Co-founder Jagaddhita
"Pesan Konservasi melalui Praktik Pariwisata Berkelanjutan", Unduh Materi
Iben Yuzenho - Founder Sebumi
"Manfaat Virtual Tour untuk Protected Area dan Pengendalian Perubahan Iklim", Unduh Materi
Ary Suhandi - Founder Indonesia Ecotourism Network (Indecon)
Moderator:
Badi’ah - Kepala Sub Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam, Ditjen KSDAE, KLHK