Indonesia merupakan Negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Menurut data Chuster Institute for Investigative Journalism at Brandeis University (2013), pada tahun 2011 Indonesia mendominasi pasar kelapa sawit global, sebanyak 44% dari pasar tersebut didominasi oleh minyak kelapa sawit yang diproduksi di Indonesia. Di tahun 2012, produk kelapa sawit berkontribusi 14,4% atau setara dengan 174,03 miliar dollar terhadap Pendapatan Domestik Bruto Indonesia. Kelapa sawit diproduksi secara massif, baik oleh pengusaha besar ataupun kecil, di berbagai pulau di Indonesia, utamanya Sumatera dan Kalimantan. Sayangnya, efek negatif dari pembangunan perkebunan kelapa sawit tidak bisa dibiarkan begitu saja dikarenakan tingkat destruktifnya yang tinggi.
Pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit sangat sering mengorbankan area hutan tropis. Area hutan tropis dikonversi menjadi berbagai infrastruktur seperti jalan, pabrik, dan mess pegawai yang mendukung pendirian dan produksi kebun kelapa sawit. Konversi lahan hutan ini berdampak pada hilangnya habitat keanekaragaman hayati, berkurangnya stabilitas struktur tanah dan meningkatnya erosi pada tanah, dan juga berkurangnya luas carbon sink di dunia, yang sangat penting untuk mengurangi Gas Rumah Kaca di atmosfir. Pembangunan kebun kelapa sawit juga acap kali mengakibatkan konflik sosial dengan pihak masyarakat adat, dimana masyarakat adat menjadi pihak yang kalah dan harus mengikuti kehendak pemilik perusahaan. Selain itu, produk kelapa sawit dari Indonesia menjadi kurang kompetitif di pasar internasional karena adanya isu keberlanjutan yang jarang ditemui pada produk kelapa sawit nasional.
Pemerintah Indonesia, menyadari pentingnya perlindungan terhadap lingkungan sekaligus pentingnya tetap memproduksi minyak kelapa sawit untuk diekspor, merumuskan sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Dalam ISPO, terdapat 7 prinsip, 46 kriteria, dan 126 indikator yang harus dipenuhi oleh pengusaha-pengusaha kelapa sawit dalam usaha mereka. Sertifikasi ISPO memastikan adanya keberlanjutan dari suatu perusahaan kelapa sawit, mulai dari konversi air dan lahan , kesejahteraan pegawai, hingga penguatan ekonomi masyarakat sekitar (hia dan Kusumawardani, 2016). ISPO diharapkan dapat menjadi guideline untuk memproduksi minyak kelapa sawit berkelanjutan bagi seluruhb perusahaan kelapa sawit di Indonesia.
Materi dapat di download disini