Masalah perkotaan saat ini telah menjadi masalah yang cukup pelik dan perlu segera diatasi. Perkembangan perkotaan membawa pada konsekuensi negatif pada beberapa aspek, termasuk aspek lingkungan. Saat ini, masyarakat perkotaan menjadi kalangan yang sangat rentan karena berbagai faktor seperti pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang pesat, perubahan penggunaan lahan, serta masalah infrastruktur. Pembangunan yang responsif terhadap perubahan iklim menjadi kunci untuk mengurangi kerentanan dan meningkatkan ketangguhan masyarakat.
Perencanaan kota yang baik, termasuk antisipasi terhadap isu pemanasan global dan perubahan iklim adalah sebuah tuntutan saat ini. Perlu adanya rencana antisipasi, mitigasi, dan adaptasi terhadap perubahan iklim secara menyeluruh dan terpadu. Salah satunya adalah membangun kota lestari yang didukung jaringan infrastruktur hijau, termasuk hutan-hutan kota, sebagai penyangga kehidupan kota.
Aksi berbasis masyarakat dalam gerakan perwujudan kota hijau dilaksanakan oleh Gerakan Komunitas Hijau yang bertujuan meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan publik, serta yang paling utama menggerakan warga kota membangun Ruang Hijau, memelihara serta memanfaatkannya. Pemahaman akan nilai, sikap dan keterampilan dapat dijadikan modal untuk lebih memahami hubungan dengan lingkungan alam/ekologi kota, sehingga warga tergugah lebih peduli bahkan mencintai lingkungan hijau. Selain itu, diperlukan juga desain kota yang sesuai dengan alam sebagai salah satu aksi nyata dalam mengatasi perubahan iklim.
Peran komunitas dalam urbanscape merupakan poin penting yang diangkat oleh instansi Green Building Council Indonesia dan Indonesia Landscape Industries Network.
Anggia Murni, Bintang A. Nugroho