Dampak bencana hidrometeorologi (banjir, longsor dan kekeringan) di Indonesia semakin dirasakan oleh masyarakat. BNPB telah mencatat sebanyak 1.087 bencana hidrometeorologi terjadi di wilayah Indonesia sejak awal Januari hingga 5 Mei 2017.
Dalam mengatasi persoalan bencana hidrometeorologi di Indonesia, pemanfaatan teknologi pemodelan prediksi bencana hidrometeorologi
membantu adaptasi terhadap perubahan iklim. Teknologi tersebut sejatinya
juga bisa membantu peningkatan produksi berbagai komoditas pangan di
tanah air.
Saat ini Institut Teknologi Bandung (ITB) telah membangun sistem informasi dinamis prediksi kebencanaan hidrometeorologi yang telah dimanfaatkan baik oleh masyarakat maupun lembaga pemerintahan dalam mengurangi resiko dampak dari bencana. Diantaranya adalah Multi-hazard Early Warning System (MHWES), Flood Early Warning Early Action System (FEWEAS) dan Sistem Informasi Cerdas Agribisnis (SICA).