Dalam rangka memperingati Hari Keanekaragaman Hayati pada tanggal 22 Mei 2017, yayasan KEHATI membahas Maratua sebagai tempat mengelola eco tourism. Pengelolaan ekowisata di Pulau Maratua antara lain dengan membangun dive centre dan memberikan pelatihan bagi masyarakat sebagai pemandu wisata. Selain itu terdapat pula program adopsi mangrove, penyu, karang, dan ekowisata desa. Beberapa keuntungan dirasakan langsung oleh desa setempat.
Dengan ekowisata, kegiatan konservasi bisa memberikan nilai tambah ekonomi masyarakat, pemerintah, dan memberikan pembelajaran langsung kepada masyarakat lokal untuk melestarikan hutan, laut, hewan. Pengembangan pariwisata tentunya juga memerlukan biaya yang besar, dan diharapkan melalui pariwisata berkelanjutan tidak hanya menambah penghasilan masyarakat, namun juga bisa meningkatkan dari sisi lingkungan. Saran yang diberikan untuk pengembangan wisata yaitu masyarakat dapat mengembangkan kearifan lokal secara khusus seperti makanan dan kerajinan yang berbasis peduli lingkungan dan keunikan setiap daerah.
Melalui ekowisata ini, peningkatan ekonomi masyarakat dan potensi untuk konservasi keanekaragaman hayati dapat diterapkan. Untuk itu perlu adanya pengembangan model-model pariwisata yang peduli lingkungan dan peduli masyarakat lokal. Dari sisi kesenian misalnya, diadakan Maratua Jazz dan Dive Fiesta, yaitu satu-satunya festival jazz dan diving di dunia dengan pendekatan yang berbeda. Kini target untuk tahun 2020 yaitu dibuatnya 20 festival serupa di berbagai daerah. Namun ketersediaan speed boat masih menjadi kendala dalam terselenggaranya kegiatan Jazz Fiesta. KEHATI juga berpartner dengan Chevron dalam berbagai program. Chevron merupakan perusahaan yang berlandaskan people, partnership, and environment.