Indonesia merupakan negara yang kaya akan hutan beserta kekayaan hayati di dalamnya, luas hutan tropis merupakan yang terbesar kedua setelah Brazil, dan yang terluas di dunia untuk hutan bakau, namun ancaman deforestasi, degradasi, dan perburuan satwa karena peningkatan kebutuhan lahan dan pangan, perkembangan penduduk serta perilaku manusia selalu mengancam. Secara umum hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia, sumber ekonomi, habitat flora dan fauna, pengendali bencana, tempat penyimpanan air, dan untuk mengurangi polusi untuk pencemaran udara.
Hutan juga berfungsi sebagai containment untuk berbagai mikroba yang secara alami berada di tiap-tiap spesies satwa termasuk di dalamnya adalah virus. Ketika hutan tidak lagi sehat atau rusak, maka interaksi antara manusia dan satwa liar menjadi semakin dekat sehingga menyebabkan peningkatan risiko terjadinya spillover agen penyakit (zoonosis). Pergerakan dan ancaman pandemik penyakit dimungkinkan terjadi melalui interaksi antara satwa liar dengan manusia (human-animal interface) dan antara satwa liar dengan hewan ternak (livestock-wildlife interface).
Selain itu, pembukaan lahan juga memiliki pengaruh yang signifikan pada kesehatan manusia yang berkaitan dengan penyakit yang terutama ditularkan melalui vektor nyamuk, seperti malaria dan dengue. Perubahan tata guna lahan dapat mempengaruhi habitat persebaran dan populasi nyamuk yang kemudian meningkatkan potensi interaksinya dengan manusia.
Ekosistem yang sehat akan berimplikasi terhadap kesehatan hewan dan terutama manusia di dunia. Kematian di dunia secara global dan beban penyakit terkait dengan lingkungan yang tidak sehat (WHO 2016) dapat ditunjukkan dengan fakta bahwa lebih dari 60% penyakit zoonotik berasal dari satwa liar, seperti HIV, SARS, Ebola, Marburg, Avian Influenza, Nipah virus dan lain sebagainya.
Pendekatan multi disiplin dari berbagai latar belakang profesi dan sektor yang berbeda sangat penting dalam mengatasi tantangan dunia yang kompleks. Pusat Studi Satwa Primata, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Institut Pertanian Bogor (PSSP-IPB) bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dibantu oleh mitra perguruan tinggi setempat, dinas daerah setempat yang terkait, dan bermitra dengan EcoHealth Alliance (EHA) telah melakukan surveilans virus pada satwa liar terutama dari kelompok taksa kelelawar dan rodensia, dan juga manusia dari komunitas yang berisiko tinggi melalui salah satu program Emerging Pandemic Threats dari USAID yang bertitik-berat kepada antisipasi ancaman pandemik penyakit infeksius. PREDICT-Indonesia melakukan surveilans sebagai usaha untuk membangun sistem peringatan dini pada tingkat nasional maupun global terhadap kemungkinan ancaman penyakit bersumber satwa liar yang berpotensi berbahaya pada manusia maupun hewan ternak.
Materi diskusi dapat di unduh disini