The Forests and Climate Change Programme (FORCLIME), merupakan dukungan Pemerintah Republik Federasi Jerman kepada pemerintah Republik Indonesia untuk upaya menurunkan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan, konservasi keragaman hayati hutan melalui prakarsa Jantung Borneo (Heart of Borneo) regional dan dalam mengimplementasikan pengelolaan hutan secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan segera dan diutamakan adalah bantuan kepada Indonesia agar segera menyiapkan diri dalam implementasi mekanisme REDD+ dimasa depan (“readiness processâ€).
Tujuan dari FORCLIME adalah “ Prakondisi untuk perbaikan kondisi kerangka legal dan operasional pengelolaan hutan di tingkat lapangan, konservasi sumberdaya alam hayati dan pengurangan emisi gas rumah kaca yang berasal dari sektor kehutanan bisa dicapaiâ€.
Dimulai pada pertengahan tahun 2017 oleh GIZ-FORCLIME telah dilakukan dukungan pengembangan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan tingkat KPH sesuai ketentuan yang telah digariskan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.32/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan. Sebagai wujud dari dukungan GIZ-FORCLIME kepada KPH yang terpilih sebagai lokasi intervensi yaitu KPH Kubu Raya yang ada di Provinsi Kalimantan Barat, maka KPH yang bersangkutan didorong untuk menyusun Rencana Operasional dan SOP Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Brigdalkarhutla) nya, seraya kemampuan personil (SDM) yang bersangkutan selalu ditingkatkan sesuai konsepsi dan kebutuhan yang nyata di lapangan.
GIZ-FORCLIME di Provinsi Kalimantan Barat juga telah berkomitmen untuk melaksanakan dukungan terhadap tata kelola Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan pada tingkat KPH, untuk selanjutnya dikembangkan menuju pola koordinasi antar instansi dan stakeholders yang harmonis secara horisontal maupun vertikal. Dukungan juga akan diberikan dalam konteks peningkatan kemampuan teknis maupun kompetensi SDM di tingkat KPH agar bisa menjalankan fungsinya secara efektif dan efisien dengan menjangkau komunitas didesa-desa sekitar wilayah kerjanya..
Berdasarkan proses penyusunan Rencana Kerja Tahunan 2019 (AWP), Fire Management II GIZ FORCLIME telah merumuskan pendekatan kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan, dengan memperhatikan kelangsungan sumber penghidupan (livelihood) masyarakat desa, melalui penerapan pertanian/agroforestry yang menghindari penggunaan api dalam proses pembersihan lahannya (landclearing). Hal tersebut perlu diambil sebagai langkah strategis karena areal kerja KPH Kubu Raya, separuhnya nyaris terdiri dari lahan gambut dan sebarannya bersinggungan dengan lahan masyarakat yang juga didominasi lahan gambut. Oleh karenanya proses Pengelolaan Bentang Lahan Berkelanjutan (Sustainable Landscape Management) yang justru harus didekati dari sudut pandang Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Bersama Masyarakat Desa.
Dengan demikian tahapan pengembangan yang dilakukan adalah dimulai dengan penyusunan Rencana Operasional dan SOP yang jelas, peningkatan kapasitas personilnya dalam hal pengendalian dan pencegahan Karhutla, peningkatan kapasitas sebagai fasilitator dan komunikasi di tingkat pedesaan dengan memahami esensi kebutuhan perikehidupan (livelihood) masyarakat dengan prinsip meningkatkannya sembari pada saat yang sama memahami pembukaan lahan yang tidak perlu menggunakan api.
Bahwa keberhasilan pencegahan kebakaran hutan dan lahan secara nyata, bias dimaknai dengan mencegah emisi karbon yang diyakini sebagai faktor terpenting dalam diskusi pengendalian peruhbahan iklim.
Materi dapat diunduh di sini