Sistem finansial global semakin menyadari akan besarnya potensi dampak perubahan iklim terhadap stabilitas sistem perekonomian, sosial dan geopolitik global. Dampak fisik dari cuaca ekstrim dan kenaikan permukaan air laut, akan dirasakan di level operasional industri finansial dan perbankan, serta akan menciptakan ancaman maupun peluang bagi investasi yang dilakukan atas nama klien dan pemegang modal di sektor ini. Wawancara yang dilakukan kepada ratusan perusahaan dan entitas industri keuangan papan atas dunia oleh The Carbon Disclosure Project menunjukkan bahwa pemahaman atas climate risk masih sangat rendah namun tren dunia menunjukkan bahwa ada upaya untuk mengintegrasikan climate risk kedalam portofolio investasi dan pinjaman.
Rob Henderson, Mantan Chief Economist dari National Australia Bank (NAB) yang merupakan satu dari big four institusi perbankan Australia akan berbagi beberapa catatan dari tren global dan perjalanan perbankan Australia dalam mengintegrasikan climate risk. Selain itu juga ada beberapa keputusan penting yang telah diambil the big four, antara lain penolakan untuk partisipasi dalam rencana proyek tambang batu bara terbesar di Queensland, Australia.
Atas dasar tersebut, perlu dilakukan diskusi yang berkaitan dengan pengintegrasian climate risk pada sistem finansial dengan menghadirkan Kementerian/Lembaga di Indonesia yang juga dapat menginformasikan terkait sinergitas beberapa aktivitas pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan menjamin nilai finansial dan fisik secara tepat. Diperlukan juga sharing informasi mengenai akses pendanaan perubahan iklim, resiko perubahan iklim dan upaya-upaya mitigasi yang menjadi informasi bagi investor dan konsumen dalam mengambil keputusan. Hal ini berpotensi dapat mempercepat kesiapan dunia usaha di Indonesia dalam menghadapi tuntutan perubahan supaya terus menjadi lebih berkelanjutan. Informasi terkait perubahan iklim akan menjadi informasi tambahan dalam pengambilan keputusan terkait penentuan strategi investasi.
Rob Henderson, Dudi Rulliadi