Taman Nasional Way Kambas (TNWK) memiliki salah satu masalah terbesar yaitu dalam hal degradasi habitat. Degradasi habitat tersebut disebabkan oleh kebakaran hutan yang terjadi setiap tahun pada masa 1980-2000. Kebakaran dengan intensitas tinggi yang terjadi pada Tahun 1997 telah membakar hampir 70% wilayah TNWK menyebabkan hampir setengah kawasan TNWK berupah tutupan lahannya menjadi alang-alang sehingga menjadi sumber kebakaran saat musim kering. Kebakaran tersebut menyebabkan kematian kehidupan satwa liar dan mengganggu proses regenerasi hutan. Oleh karena itu, perlu usaha reforestasi dengan biaya rendah namun efektif. Reforestasi dilakukan pada 4 lokasi di kawasan TNWK, yaitu Mataran Bungur, Bambangan, Sandat, dan Susukan Baru. Aktivitas utama yang dilakukan di keempat titik tersebut antara lain perlindungan kawasan 24 jam dengan melibatkan masyarakat di camp reforestasi, penanaman tumbuhan pionir dan tumbuhan tahan api, pemeliharan tanaman dan pengurangan pertumbuhan alang-alang, serta pelibatan dan pelatihan masyarakat untuk bekerja di program reforestasi.
Pada tahun 2010 telah dilakukan reforestasi di Bungur SPTN II dengan luas ± 100 Ha berupa penanaman tumbuhan pionir dan tumbuhan tahan api serta pakan gajah. Hasilnya, pohon yang sudah kuat dapat tumbuh kembali ketika terjadi kebakaran pada tahun 2012 dan pada tahun 2015 api yang mengancam dapat dijinakkan karena adanya sekat bakar dan pemadaman yang intensif. Hal yang sama juga dilakukan pada 3 lokasi lainnya dengan luas ± 50 Ha, guna menambah tutupan di TNWK. Bedanya, kebakaran tidak pernah terjadi di Bambangan dan Sandat sedangkan di Susukan Baru yang semula menjadi akses kegiatan illegal tetap terjadi kebakaran setiap tahunnya. Selain itu juga dibangun embung-embung di sekitar lokasi sebagai sumber air saat musim kering dan penanganan ketika terjadi kebakaran hutan. Usaha lain untuk mendukung reforestasi hutan di TNWK antara lain dengan menjadikan kawasan reforestasi sebagai area ekowisata, mengundang dan menerima volunteer dari mancanegara, serta memberikan atribut khusus kepada warga setempat sebagai bentuk apresiasi keterlibatan dalam usaha keberlanjutan reforestasi. Selain keberhasilan terhadap luasan yang telah direforestasi, keberhasilan dari usaha reforestasi di TNWK juga dilihat dari peran masyarakat terhadap upaya reforestasi dan berkurangnya dampak kebakaran akibat pembangunan tanaman sekat bakar di areal reforestasi.