Saat ini dunia dihuni 7,4 milyar orang dan dunia sedang krisis akibat pemanasan global.
Banyak kekayaan keanekaragaman hayati terancam punah bahkan lenyap. Apabila
kadar CO2 sudah melebihi angka 415 ppm, maka dampak pemanasan global akan terlalu berat untuk kehidupan manusia di
bumi. Menurut penelitian,
Kadar CO2 415 ppm akan
tercapai hanya dalam waktu 6 tahun yang akan datang atau tahun 2023.
Dalam menyelamatkan bumi yang dapat dilakukan
yaitu dengan menjaga kelestarian tanah, air dan udara. Salah satu solusi untuk meminimalkan polusi tanah
yaitu dengan Pohon Nimba. Nimba (Azadirachta indica) adalah pohon yang kaya manfaat mulai dari akar
sampai ranting daun. Nimba cocok ditanam di tanah tandus, kering, gersang, di
dataran rendah 0-400 mdpl, dan pada suhu ekstrim
sekaligus. Akar nimba berbentuk akar tunggal, mengunjam ke
dalam tanah sehingga bisa menahan longsor, mengandung NPK alami yang membantu
menyuburkan tanah. Olahan biji nimbi menghasilkan neem oil yang dapat digunakan
sebagai bahan baku untuk farmasi, kecantikan, house hold, pertanian. Residu
atau ampas dari biji nimbi (nimbi cake) dapat digunakan sebagai pupuk yang
dapat membantu menggemburkan dan menyuburkan tanah yang rusak.
Selain itu pohon nimba dapat meminimalisir
pencemaran udara. Pohon Nimba
menghasilkan kadar oksigen yang sangat tinggi, sehingga sangat baik untuk
penghijauan. Dahan nimba yang kuat dan lentur serta bentuk daunnya yang kecil
mampu menyerap angin berskala besar (angin putting beliung) dan mampu
memecahnya menjadi ukuran yang lebih kecil, sehingga pohon nimbi juga berfungsi
sebagai pemecah angin (wind breaker).
Selain solusi dari nimba, untuk menyelamtkan air dari sampah (plastik organik dan limbah kimia)
dapat menggunakan teknologi sederhana dan penggunaan mikroba. Mikroba bio
compound dapat membantu menguraikan sampah dan limbah kimia menjadi kompos
alami.
Solusi untuk menyelamatkan tanah, air dan bumi tersebut harus diselaraskan dengan kesadaran masyarakat untuk mengurangi “konsumsi†sampah, mengolah sampah (rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga), sesuai jenisnya, karena sesungguhnya tidak ada tempat sampah di permukaan bumi ini. Kami punya “7 kesadaran hidup ekologis†untuk sosialisasi kepada masyarakat guna mendukung gerakan “Sayangi Bumi, Bersihkan dari Sampahâ€.