Kebakaran lahan gambut menimbulkan kabut asap beracun yang berdampak pada kehidupan sehari-hari. Setidaknya terdapat 12.000 – 100.000 kematian akibat karhutla dan kerugian ekonomi sebesar USD 16 miliar di Indonesia. Pada tahun 2015, 2,6 juta hektar lahan Indonesia terbakar. Kejadian tersebut sudah direpresentasikan oleh media baik lokal, nasional, maupun internasional. Namun hal yang disajikan oleh media terdapat ketidaksesuaian antara sebab dan solusi. Selain itu, terdapat perbedaan informasi antar satu media dan media lainnya dan beberapa media cenderung menghilangkan stakeholder tertentu.
Peningkatan kinerja dan efektivitas penanganan kebakaran hutan dan lahan gambut dapat dilakukan dengan mendalami peran spesifik dari setiap stakeholder yang terlibat dalam karhutla oleh pemerintah. Selain itu, perlu dibangun konsensus dan berbagi pengetahuan dengan berdialog secara transparan.